Rabu

Kang Said Berharap Hubungan Harmonis NU dan PKB

Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj berharap hubungan antara NU dan PKB diseluruh tingkatan bersifat harmonis. Ia tak ingin terulang kembali kerenggangan diantara dua institusi ini sebagaimana sebelumnya.

“Harmonisasi bukan hanya di pusat, tetapi juga di daerah-daerah,” katanya dalam sambutan ketika menerima sumbangan pembangunan Gedung PBNU II di Jl Taman Amir Hamzah, Rabu (2/2).

DPP PKB memberikan sumbangan senilai 1 milyar rupiah untuk pembangunan gedung empat lantai yang nantinya akan digunakan untuk kantor lembaga-lembaga NU. Gedung ini sebelumnya merupakan kantor dari Maarif NU dan LKKNU.

Sumbangan diserahkan oleh Sekretaris Dewan Syuro PKB Andi Muawiyah Ramli dan diteima oleh KH Abas Muin.

Kang Said mengatakan, meskipun dilahirkan dari perut NU, sejauh ini belum banyak kontribusi kongkrit yang diberikan PKB kepada NU. Ia berharap hubungan yang baik ini mampu mewujudkan terjadinya perubahan yang baik bagi Indonesia. “Dengan langkah yang kongkrit, PKB pasti menang,” katanya. 

Dalam hal ini, PKB akan bergerak dalam pemenuhan kebutuhan primer, sekunder, dan tertier masyarakat sementara NU akan bergerak dalam penjagaan moral dan peradaban. 

“Saya tidak akan nyapres dari PKB, tetapi saya juga meminta agar PKB juga tidak mempolitisasi NU,” tandasnya.

Kang Said juga mengingatkan agar PKB tidak selalu menengok masa lalunya, sebagaimana yang dilakukan oleh kelompok Syiah, tetapi lebih baik melihat ke depan dan memfokuskan energi yang dimiliki untuk melakukan sesuatu yang kongrit. 

Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar menyatakan PKB telah membantu pendirian sejumlah kantor NU seperti di Jawa Barat, Lampung, Sumedang dan akan bertambah di lokasi lainnya. “Kita melayani NU dengan berbagai cara untuk menegakkan berdirinya NKRI,” katanya. 

PKB saat ini juga terus melakukan NU-isasasi dalam aspek ideologi dan pemahaman keagamaan untuk mewujudkan tatanan masyarakat yang tentram dan damai.

Sementara itu Menteri PDT Helmy Faishal Zaini menegaskan akan memberi tambahan bantuan sebesar 500 juta rupiah untuk menyelesaikan pembangunan gedung ini.

Ia menyatakan tantangan yang dihadapi sekarang adalah bagaimana memanfaatkan fasilitas yang sudah sangat mudah dan canggih ini untuk pengembangan NU. 

“Mbah Hasyim mampu mendirikan ranting NU di seluruh Indonesia dengan kesederhanaan. Kemajuan teknologi ini menjadi tantangan kejayaan NU ke depan,” tandasnya.

KH Abas Muin menjelaskan pembangunan gedung 4 lantai ini memakan biaya 4.9 milyar yang merupakan kontribusi dari pada tokoh dan warga NU. Awalnya, gedung ini dirancang hanya dua lantai, tetapi karena tanahnya mahal, maka dibangun empat lantai sehingga semakin banyak ruang yang bisa dimanfaatkan untuk kemaslahatan ummat. (mkf)

0 komentar:

Posting Komentar