Slide Title 1

Aenean quis facilisis massa. Cras justo odio, scelerisque nec dignissim quis, cursus a odio. Duis ut dui vel purus aliquet tristique.

Slide Title 2

Morbi quis tellus eu turpis lacinia pharetra non eget lectus. Vestibulum ante ipsum primis in faucibus orci luctus et ultrices posuere cubilia Curae; Donec.

Slide Title 3

In ornare lacus sit amet est aliquet ac tincidunt tellus semper. Pellentesque habitant morbi tristique senectus et netus et malesuada fames ac turpis egestas.

Senin

Liang lahat makam Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di Jombang, Jawa Timur

Makam Gus Dur Ambles
Saat ini, putri pertama Gus Dur, Alisa Wahid sudah berada di Tebuireng.
JUM'AT, 18 FEBRUARI 2011, 14:06 WIB Ismoko Widjaya, Arry Anggadha

VIVAnews - Makam mantan Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid atau Gus Dur di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, ambles. Beredar kabar, kain kafannya masih terlihat bersih.
"Tadi pagi dikabarkan ambles. Tapi sekarang sudah diperbaiki lagi," kata salah satu keponakan Gus Dur, Firry Wahid dalam perbincangan dengan VIVAnews.com, Jumat 18 Februari 2011.

Menurut putra Umar Wahid ini, informasi yang diterima keluarga, penyebab utama amblesnya makam Gus Dur itu akumulasi dari kondisi tanah pemakaman. "Saat pemakaman, tanahnya tidak dipadatkan," kata Firry. Saat ini, kata Firry, putri pertama Gus Dur, Alisa Wahid sudah berada di pemakaman.

Saat ini beredar kabar, saat makam itu ambles, kain kafan yang membalut jasad Gus Dur masih terlihat sangat bersih seperti baru. Dalam kondisi normal, kain kafan yang turut dikubur lebih dari setahun seharusnya tergerus hingga rusak di dalam tanah.
Tetapi sumber VIVAnews.com membenarkan berita itu. "Kain kafannya memang masih bersih," ujar sumber yang menolak disebut namanya.

Gus Dur wafat pada Rabu 30 Desember 2009 sekitar pukul 18.40 WIB. Kondisi kesehatan Gus Dur menurun sejak menjalani operasi gigi Senin 28 Desember 2009 lalu.
sumber : http://nasional.vivanews.com/news/read/205309-makam-gus-dur-amblas--kafan-masih-bersih
Baca Kelanjutannya..... >>

Minggu

PBNU Minta DPD Cermati Kekerasan Terkait Agama

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengusulkan kepada Dewan Perwakilan Daerah (DPD) untuk mencermati aksi kekerasan terkait isu agama yang terjadi di Pandeglang, Banten dan Temanggung, Jateng secara jernih dan objektif.

"Kami mengusulkan agar DPD mencermati apa yang menjadi gejala, dan bagaimana bisa terjadi tindak kekerasan," kata Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Slamet Effendy Yusuf pada dialog tokoh lintas agama dengan pimpinan DPD di Jakarta, Jumat.

Pertemuan tersebut dipimpin Wakil Ketua DPD Laode Ida serta dihadiri oleh tokoh lintas agama antara lain, Slamet Effendy Yusuf dan Muhammad Iqbal Sullam (PBNU), Imam Addaruqutni (PP Muhammadiyah), Romo Suprapto (Konferensi Waligereja Indonesia), Pendeta Arliyanus Larosa (Gereja Kristen Indonesia), Albertus Patty (Persekutuan Gereja-gereja Indonesia), I Nyoman Udayana Sangging dan I Made Gede Erot (Parisada Hindu Dharma Indonesia), Utang Ranuwijaya (Majelis Ulama Indonesia).

Menurut Slamet, dengan mencermati gejala dan akar persoalannya maka upaya penyelesaiannya bisa lebih fokus.

Dalam kasus kekerasan di Cikeusik, Pandeglang, Banten, kata Slamet, harus dicermati apakah kasus itu merupakan kasus penyerangan atau bentrokan, korban tewas apa benar hanya tiga orang, dan apakah dari kelompok masyarakat tertentu.

Sementara untuk kasus kekerasan berupa pembakaran gereja di Temanggung, Slamet meragukan peristiwa itu murni dilakukan oleh masyarakat setempat.

Menurut dia, masyarakat Temanggung adalah masyarakat yang santun dan toleran, apalagi terhadap umat beragama dan rumah ibadah.

"Pada saat perang kemerdekaan, tentara Belanda yang bersembunyi di dalam gereja tidak dikejar oleh pejuang setempat karena tidak ingin merusak rumah ibadah," katanya.

Slamet mensinyalir, peristiwa kekerasan yang terjadi di Temanggung karena ada pemicu dari luar yang memprovokasi masyarakat setempat.

Oleh karena itu, kata Slamet, penyelesaian kedua peristiwa kekerasan tersebut harus dilakukan secara komprehensif dan tuntas.

PBNU, lanjut Slamet, juga berupaya mencermati peristiwa kekerasan yang terjadi di Pandeglang dan Temanggung dari gejala sampai dengan upaya penyelesaiannya dari berbagai sumber, antara lain dari media massa, pejabat pemerintah, maupun informasi melalui cabang- cabang NU di Provinsi Banten dan Jawa Tengah
Baca Kelanjutannya..... >>

Jumat

Ali Khamenei: Dunia Islam Telah Bangkit, Hegemoni Global Berakhir

Teheran,
Pemimpin spiritual Iran Ayatollah Seyyed Ali Khamenei mengatakan bahwa kekuatan hegemonistik di dunia semakin berkurang dan masa mereka akan segera berakhir.

"Hari ini, negara-negara di Timur Tengah dan dunia Islam telah bangkit. Hegemoni dari pihak kuat akan segera berakhir dan kejatuhan bertahap mereka telah dimulai," kata pemimpin Iran itu dalam sebuah pertemuan dengan komandan Angkatan Udara Iran dan sejumlah perwira lainnya.

Mengomentari pergolakan rakyat di Timur Tengah dan Afrika Utara, Ayatollah Khamenei mengatakan gerakan luar biasa hebat seperti itu bukan merupakan luapan kekesalan satu malam namun lebih kepada akumulasi tuntutan yang tidak terpenuhi selama bertahun-tahun.

"Resistensi Iran terhadap kekuatan hegemonistik berperan penting atas terjadinya pergolakan tersebut," kata Khamenei seperti dikutip kantor berita MEHR, Rabu (9/2).

"Iran selalu menjadi perintis dalam kampanye melawan kekuatan hegemoni dan menentang mereka," katanya. Terkait "perang lunak" musuh terhadap Iran, pemimpin revolusi Iran itu mengatakan dengan menciptakan kasta dan perselisihan di antara warga Iran dan pejabat negara merupakan salah satu taktik dari perang lunak yang dilancarkan pihak musuh.

"Perselisihan dan pertentangan di antara rakyat, pejabat, dan unsur berbeda dalam sistem Islam merupakan tujuan utama musuh dalam merusak keutuhan nasional," tegasnya. Dengan itu Khamenei mengatakan bahwa seluruh warga Iran harus mencoba mengatasi ancaman itu dengan penguatan di dalam.

"Iran harus menghindari sengketa internal dalam upaya mempertahankan posisi pentingnya di kancah dunia," katanya. Dalam bagian lain dari pidatonya, Ayatollah Khamenei menggambarkan pencapaian Angkatan Udara negara Islam tersebut, seperti dalam bidang desain, manufaktur, dan meningkatkan mutu peralatan militer, termasuk simulasi tempur, sistem radar, misil, dan jet tempur, sebagai sesuatu yang berarti dan patut dipuji. (ant)
Baca Kelanjutannya..... >>

Menteri Agama: Sejak Lahir Ahmadiyah Sudah Bermasalah

Menteri Agama RI Suryadharma Ali menyatakan bahwa Jamaah Ahmadiyah sejak lahir telah menimbulkan masalah. Hampir seluruh organisasi Islam di seluruh dunia menganggap ajaran jamaah itu sesat.

“Organisasi Islam di Indonesia seperti NU, Muhammadiyah, dan MUI, atau organisasi Islam di berbagai negara dunia telah mengeluarkan mereka dari ajaran Agama Islam,” ujar Suryadharma pada rapat kerja dengan Komisi VIII DPR RI, di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (9/2) malam.

Menurutnya, muncul dan berkembangnya Ahmadiyah di Indonesia ini merupakan salah satu ekspresi kebebasan beragama yang keliru. Mereka yang menganut dan mendukung ajaran ini mendefinisikan kebebasan beragama itu adalah bisa melakukan apa saja.

“Apakah kebebasan beragama itu harus mengubah ayat-ayat Al-Qur'an yang merupakan kitab suci umat Islam,” ujarnya. Menurutnya, Jamaah Ahmadiyah telah mengubah sebanyak 839 dari 6.666 ayat Al-Qur'an. Hal tersebut merupakan bentuk pelanggaran dan penistaan terhadap agama.

Oleh karena itu, pemerintah menjamin kemurnian ajaran Agama Islam yang merupakan salah satu agama resmi yang diakui pemerintah berhak melakukan tindakan tegas terhadap Jamaah Ahmadiyah ini. Namun, tindakan tegas itu masih menunggu hasil rumusan dari instansi terkait seperti Kejaksaan, Kepolisian, Kemendagri, dan Polri.

Seperti diketahui, ajaran Ahmadiyah kembali menjadi pembicaraan. Hal tersebut terkait dengan bentrokan yang terjadi di CIkeusik, Pandeglang, Banten antara warga dengan Jamaah AHmadiyah. Akibat bentrokan itu, tiga orang meninggal dunia. (min)
Baca Kelanjutannya..... >>

Kamis

Museum NU Surabaya Simpan Akta Pendirian NU

Museum Nahdlatul Ulama (NU) di Jalan Gayungsari Timur, Surabaya, Jawa Timur, menyimpan akta pendirian NU pada 31 Januari 1926.

"Ada NU juga dampar (meja kecil) untuk tempat menandatangani akta pendirian NU itu," kata penjaga museum, Zaenal, kepada ANTARA di Surabaya, Kamis.

Bahkan, katanya, museum juga menyimpan dokumen surat-surat Koperasi NU "Syirkatul Amaliah" tahun 1918 dan juga surat balasan Raja Hijaz terhadap surat Komite Hijaz yang sama-sama menjadi embrio berdirinya NU.

Selain itu, ada pula foto-foto Sekolah Nahdlatul Wathon di Jalan Kawatan, Surabaya, dan Gedung Tashwirul Afkar yang berdiri tahun 1916 yang juga merupakan embrio berdirinya NU.

"Di museum juga tersimpan surat pengangkatan KH Hasyim Asy`ari (Rais Akbar Syuriah PBNU) dan KH Wahid Hasyim sebagai pahlawan nasional," katanya.

Ada pula foto KH Hasyim Asy`ari saat ditangkap Jepang pada tahun 1944 dan akhirnya dipenjara tiga bulan di Penjara Mojokerto dan tiga bulan di Penjara Koblen Surabaya, karena tidak mau tunduk 90 derajat ke arah matahari.

Selain itu, paspor haji tahun 1904 milik tokoh pengusul nama NU, yakni KH Mas Alwi Abdul Aziz asal Ampel Sawahan, Surabaya, juga ada.

"Kami juga menyimpan fotokopi dari naskah Resolusi Jihad tertanggal 22 Oktober 1945 yang memotivasi arek-arek Surabaya dalam Pertempuran 10 November 1945," katanya.

Tidak hanya itu, fotokopi dari naskah Resolusi Mengutuk Gestapu 5 Oktober 1965, naskah stensilan tentang Khittah Nahdliyyah 1984 stensilan, dan Majalah BERITA NO (Nahdlatoel Oelama) juga tersimpan.

"Lambang NU pertama buatan KH Ridlwan Abdullah serta surban dan jas KH Wahab Hasbullah saat di Kantor PBNU I di Bubutan, Surabaya, juga dapat dilihat di Museum NU," katanya.

Ia mengatakan tasbih, topi, surban, dan jubah hitam milik KH Achijat Chalimy (pengusul Khittah NU 1926) dan seragam Laskar Hizbullah milik KH Hasyim Latief juga ada.

"Kita juga dapat melihat model seragam Fatayat NU tahun 1950, foto pengurus IPNU pusat periode pertama, dan foto kolumnis NU H Mahbub Djunaidi (1933-1995)," katanya.

Museum NU yang diresmikan almarhum mantan Ketua Umum PBNH KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) pada 24 November 2004 itu dibuka untuk umum selama seminggu sejak pukul 09.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB.

"Kalau hari-hari biasa hanya belasan orang yang berkunjung, tapi kalau hari Sabtu dan Minggu bisa beberapa bus pengunjung yang datang," katanya.

Untuk menyambut Hari Lahir (Harlah) ke-85 NU, Museum NU di Surabaya berencana menggelar diskusi buku di lantai atas museum dengan tema tentang Hasan Gipo (Ketua Umum PBNU yang pertama).

 
Baca Kelanjutannya..... >>