Nahdlatul Ulama (NU) menganut paham Ahlussunah Wal Jama'ah, sebuah pola pikir yang mengambil jalan tengah antara ekstrim aqli (rasionalis) dengan kaum ekstrim naqli (skripturalis). Karena itu sumber pemikiran bagi NU tidak hanya Al-Qur'an, Sunnah, tetapi juga menggunakan kemampuan akal ditambah dengan realitas empirik. Cara berpikir semacam itu dirujuk dari pemikir terdahulu, seperti Abu Hasan Al-Asy'ari dan Abu Mansur Al-Maturidi dalam bidang teologi. Kemudian dalam bidang fikih mengikuti empat madzhab; Hanafi, Maliki, Syafi'i, dan Hanbali. Sementara dalam bidang tasawuf, mengembangkan metode Al-Ghazali dan Junaid Al-Baghdadi, yang mengintegrasikan antara tasawuf dengan syariat.
Gagasan kembali ke khittah pada tahun 1984, merupakan momentum penting untuk menafsirkan kembali ajaran Ahlussunnah Wal Jamaah, serta merumuskan kembali metode berpikir, baik dalam bidang fikih maupun sosial. Serta merumuskan kembali hubungan NU dengan negara. Gerakan tersebut berhasil membangkitkan kembali gairah pemikiran dan dinamika sosial dalam NU.
Selasa
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Logo
Archive
-
▼
2011
(25)
-
▼
Februari
(25)
- Liang lahat makam Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di J...
- PBNU Minta DPD Cermati Kekerasan Terkait Agama
- Ali Khamenei: Dunia Islam Telah Bangkit, Hegemoni ...
- Menteri Agama: Sejak Lahir Ahmadiyah Sudah Bermasalah
- Museum NU Surabaya Simpan Akta Pendirian NU
- Heboh Kenaikan Gaji PNS 2011
- Menentukan Arah Kiblat Dengan Alam dan Teknologi
- PCNU Lebak Bentuk LBH
- Kang Said Berharap Hubungan Harmonis NU dan PKB
- Mbah Hasyim Sebagai Rujukan Pemikiran dan Tindakan
- PBNU Bentuk Pusat Informasi Krisis Mesir
- Kang Said: Bentengi Moral Masyarakat dengan Aqidah
- Hj Lily Wahid Resmi Dicopot dari PKB
- Gus Mus: Kita Semua Perlu Revolusi Mental
- Di Daerah Buku SBY Menuai Pro Kontra
- Pakistan akan Berpenduduk Muslim Terbesar Dunia
- Hasyim: Sudah Semestinya Ulama Jaga Moral Bangsa
- PBNU Minta Polisi Tangkap Pembunuh Sekretaris NU L...
- Jaringan
- Tujuan Organisasi
- Dinamika
- Basis Pendukung
- Sikap Kemasyarakatan
- faham Keagamaan
- Sejarah
-
▼
Februari
(25)
0 komentar:
Posting Komentar