Senin

Liang lahat makam Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di Jombang, Jawa Timur

Makam Gus Dur Ambles
Saat ini, putri pertama Gus Dur, Alisa Wahid sudah berada di Tebuireng.
JUM'AT, 18 FEBRUARI 2011, 14:06 WIB Ismoko Widjaya, Arry Anggadha

VIVAnews - Makam mantan Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid atau Gus Dur di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, ambles. Beredar kabar, kain kafannya masih terlihat bersih.
"Tadi pagi dikabarkan ambles. Tapi sekarang sudah diperbaiki lagi," kata salah satu keponakan Gus Dur, Firry Wahid dalam perbincangan dengan VIVAnews.com, Jumat 18 Februari 2011.

Menurut putra Umar Wahid ini, informasi yang diterima keluarga, penyebab utama amblesnya makam Gus Dur itu akumulasi dari kondisi tanah pemakaman. "Saat pemakaman, tanahnya tidak dipadatkan," kata Firry. Saat ini, kata Firry, putri pertama Gus Dur, Alisa Wahid sudah berada di pemakaman.

Saat ini beredar kabar, saat makam itu ambles, kain kafan yang membalut jasad Gus Dur masih terlihat sangat bersih seperti baru. Dalam kondisi normal, kain kafan yang turut dikubur lebih dari setahun seharusnya tergerus hingga rusak di dalam tanah.
Tetapi sumber VIVAnews.com membenarkan berita itu. "Kain kafannya memang masih bersih," ujar sumber yang menolak disebut namanya.

Gus Dur wafat pada Rabu 30 Desember 2009 sekitar pukul 18.40 WIB. Kondisi kesehatan Gus Dur menurun sejak menjalani operasi gigi Senin 28 Desember 2009 lalu.
sumber : http://nasional.vivanews.com/news/read/205309-makam-gus-dur-amblas--kafan-masih-bersih
Baca Kelanjutannya..... >>

Minggu

PBNU Minta DPD Cermati Kekerasan Terkait Agama

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengusulkan kepada Dewan Perwakilan Daerah (DPD) untuk mencermati aksi kekerasan terkait isu agama yang terjadi di Pandeglang, Banten dan Temanggung, Jateng secara jernih dan objektif.

"Kami mengusulkan agar DPD mencermati apa yang menjadi gejala, dan bagaimana bisa terjadi tindak kekerasan," kata Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Slamet Effendy Yusuf pada dialog tokoh lintas agama dengan pimpinan DPD di Jakarta, Jumat.

Pertemuan tersebut dipimpin Wakil Ketua DPD Laode Ida serta dihadiri oleh tokoh lintas agama antara lain, Slamet Effendy Yusuf dan Muhammad Iqbal Sullam (PBNU), Imam Addaruqutni (PP Muhammadiyah), Romo Suprapto (Konferensi Waligereja Indonesia), Pendeta Arliyanus Larosa (Gereja Kristen Indonesia), Albertus Patty (Persekutuan Gereja-gereja Indonesia), I Nyoman Udayana Sangging dan I Made Gede Erot (Parisada Hindu Dharma Indonesia), Utang Ranuwijaya (Majelis Ulama Indonesia).

Menurut Slamet, dengan mencermati gejala dan akar persoalannya maka upaya penyelesaiannya bisa lebih fokus.

Dalam kasus kekerasan di Cikeusik, Pandeglang, Banten, kata Slamet, harus dicermati apakah kasus itu merupakan kasus penyerangan atau bentrokan, korban tewas apa benar hanya tiga orang, dan apakah dari kelompok masyarakat tertentu.

Sementara untuk kasus kekerasan berupa pembakaran gereja di Temanggung, Slamet meragukan peristiwa itu murni dilakukan oleh masyarakat setempat.

Menurut dia, masyarakat Temanggung adalah masyarakat yang santun dan toleran, apalagi terhadap umat beragama dan rumah ibadah.

"Pada saat perang kemerdekaan, tentara Belanda yang bersembunyi di dalam gereja tidak dikejar oleh pejuang setempat karena tidak ingin merusak rumah ibadah," katanya.

Slamet mensinyalir, peristiwa kekerasan yang terjadi di Temanggung karena ada pemicu dari luar yang memprovokasi masyarakat setempat.

Oleh karena itu, kata Slamet, penyelesaian kedua peristiwa kekerasan tersebut harus dilakukan secara komprehensif dan tuntas.

PBNU, lanjut Slamet, juga berupaya mencermati peristiwa kekerasan yang terjadi di Pandeglang dan Temanggung dari gejala sampai dengan upaya penyelesaiannya dari berbagai sumber, antara lain dari media massa, pejabat pemerintah, maupun informasi melalui cabang- cabang NU di Provinsi Banten dan Jawa Tengah
Baca Kelanjutannya..... >>

Jumat

Ali Khamenei: Dunia Islam Telah Bangkit, Hegemoni Global Berakhir

Teheran,
Pemimpin spiritual Iran Ayatollah Seyyed Ali Khamenei mengatakan bahwa kekuatan hegemonistik di dunia semakin berkurang dan masa mereka akan segera berakhir.

"Hari ini, negara-negara di Timur Tengah dan dunia Islam telah bangkit. Hegemoni dari pihak kuat akan segera berakhir dan kejatuhan bertahap mereka telah dimulai," kata pemimpin Iran itu dalam sebuah pertemuan dengan komandan Angkatan Udara Iran dan sejumlah perwira lainnya.

Mengomentari pergolakan rakyat di Timur Tengah dan Afrika Utara, Ayatollah Khamenei mengatakan gerakan luar biasa hebat seperti itu bukan merupakan luapan kekesalan satu malam namun lebih kepada akumulasi tuntutan yang tidak terpenuhi selama bertahun-tahun.

"Resistensi Iran terhadap kekuatan hegemonistik berperan penting atas terjadinya pergolakan tersebut," kata Khamenei seperti dikutip kantor berita MEHR, Rabu (9/2).

"Iran selalu menjadi perintis dalam kampanye melawan kekuatan hegemoni dan menentang mereka," katanya. Terkait "perang lunak" musuh terhadap Iran, pemimpin revolusi Iran itu mengatakan dengan menciptakan kasta dan perselisihan di antara warga Iran dan pejabat negara merupakan salah satu taktik dari perang lunak yang dilancarkan pihak musuh.

"Perselisihan dan pertentangan di antara rakyat, pejabat, dan unsur berbeda dalam sistem Islam merupakan tujuan utama musuh dalam merusak keutuhan nasional," tegasnya. Dengan itu Khamenei mengatakan bahwa seluruh warga Iran harus mencoba mengatasi ancaman itu dengan penguatan di dalam.

"Iran harus menghindari sengketa internal dalam upaya mempertahankan posisi pentingnya di kancah dunia," katanya. Dalam bagian lain dari pidatonya, Ayatollah Khamenei menggambarkan pencapaian Angkatan Udara negara Islam tersebut, seperti dalam bidang desain, manufaktur, dan meningkatkan mutu peralatan militer, termasuk simulasi tempur, sistem radar, misil, dan jet tempur, sebagai sesuatu yang berarti dan patut dipuji. (ant)
Baca Kelanjutannya..... >>

Menteri Agama: Sejak Lahir Ahmadiyah Sudah Bermasalah

Menteri Agama RI Suryadharma Ali menyatakan bahwa Jamaah Ahmadiyah sejak lahir telah menimbulkan masalah. Hampir seluruh organisasi Islam di seluruh dunia menganggap ajaran jamaah itu sesat.

“Organisasi Islam di Indonesia seperti NU, Muhammadiyah, dan MUI, atau organisasi Islam di berbagai negara dunia telah mengeluarkan mereka dari ajaran Agama Islam,” ujar Suryadharma pada rapat kerja dengan Komisi VIII DPR RI, di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (9/2) malam.

Menurutnya, muncul dan berkembangnya Ahmadiyah di Indonesia ini merupakan salah satu ekspresi kebebasan beragama yang keliru. Mereka yang menganut dan mendukung ajaran ini mendefinisikan kebebasan beragama itu adalah bisa melakukan apa saja.

“Apakah kebebasan beragama itu harus mengubah ayat-ayat Al-Qur'an yang merupakan kitab suci umat Islam,” ujarnya. Menurutnya, Jamaah Ahmadiyah telah mengubah sebanyak 839 dari 6.666 ayat Al-Qur'an. Hal tersebut merupakan bentuk pelanggaran dan penistaan terhadap agama.

Oleh karena itu, pemerintah menjamin kemurnian ajaran Agama Islam yang merupakan salah satu agama resmi yang diakui pemerintah berhak melakukan tindakan tegas terhadap Jamaah Ahmadiyah ini. Namun, tindakan tegas itu masih menunggu hasil rumusan dari instansi terkait seperti Kejaksaan, Kepolisian, Kemendagri, dan Polri.

Seperti diketahui, ajaran Ahmadiyah kembali menjadi pembicaraan. Hal tersebut terkait dengan bentrokan yang terjadi di CIkeusik, Pandeglang, Banten antara warga dengan Jamaah AHmadiyah. Akibat bentrokan itu, tiga orang meninggal dunia. (min)
Baca Kelanjutannya..... >>

Kamis

Museum NU Surabaya Simpan Akta Pendirian NU

Museum Nahdlatul Ulama (NU) di Jalan Gayungsari Timur, Surabaya, Jawa Timur, menyimpan akta pendirian NU pada 31 Januari 1926.

"Ada NU juga dampar (meja kecil) untuk tempat menandatangani akta pendirian NU itu," kata penjaga museum, Zaenal, kepada ANTARA di Surabaya, Kamis.

Bahkan, katanya, museum juga menyimpan dokumen surat-surat Koperasi NU "Syirkatul Amaliah" tahun 1918 dan juga surat balasan Raja Hijaz terhadap surat Komite Hijaz yang sama-sama menjadi embrio berdirinya NU.

Selain itu, ada pula foto-foto Sekolah Nahdlatul Wathon di Jalan Kawatan, Surabaya, dan Gedung Tashwirul Afkar yang berdiri tahun 1916 yang juga merupakan embrio berdirinya NU.

"Di museum juga tersimpan surat pengangkatan KH Hasyim Asy`ari (Rais Akbar Syuriah PBNU) dan KH Wahid Hasyim sebagai pahlawan nasional," katanya.

Ada pula foto KH Hasyim Asy`ari saat ditangkap Jepang pada tahun 1944 dan akhirnya dipenjara tiga bulan di Penjara Mojokerto dan tiga bulan di Penjara Koblen Surabaya, karena tidak mau tunduk 90 derajat ke arah matahari.

Selain itu, paspor haji tahun 1904 milik tokoh pengusul nama NU, yakni KH Mas Alwi Abdul Aziz asal Ampel Sawahan, Surabaya, juga ada.

"Kami juga menyimpan fotokopi dari naskah Resolusi Jihad tertanggal 22 Oktober 1945 yang memotivasi arek-arek Surabaya dalam Pertempuran 10 November 1945," katanya.

Tidak hanya itu, fotokopi dari naskah Resolusi Mengutuk Gestapu 5 Oktober 1965, naskah stensilan tentang Khittah Nahdliyyah 1984 stensilan, dan Majalah BERITA NO (Nahdlatoel Oelama) juga tersimpan.

"Lambang NU pertama buatan KH Ridlwan Abdullah serta surban dan jas KH Wahab Hasbullah saat di Kantor PBNU I di Bubutan, Surabaya, juga dapat dilihat di Museum NU," katanya.

Ia mengatakan tasbih, topi, surban, dan jubah hitam milik KH Achijat Chalimy (pengusul Khittah NU 1926) dan seragam Laskar Hizbullah milik KH Hasyim Latief juga ada.

"Kita juga dapat melihat model seragam Fatayat NU tahun 1950, foto pengurus IPNU pusat periode pertama, dan foto kolumnis NU H Mahbub Djunaidi (1933-1995)," katanya.

Museum NU yang diresmikan almarhum mantan Ketua Umum PBNH KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) pada 24 November 2004 itu dibuka untuk umum selama seminggu sejak pukul 09.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB.

"Kalau hari-hari biasa hanya belasan orang yang berkunjung, tapi kalau hari Sabtu dan Minggu bisa beberapa bus pengunjung yang datang," katanya.

Untuk menyambut Hari Lahir (Harlah) ke-85 NU, Museum NU di Surabaya berencana menggelar diskusi buku di lantai atas museum dengan tema tentang Hasan Gipo (Ketua Umum PBNU yang pertama).

 
Baca Kelanjutannya..... >>

Heboh Kenaikan Gaji PNS 2011

Baru-baru ini kabar kenaikan gaji PNS 2011 menjadi berita yang santer dan hangat. Informasi ini tentunya merupakan angin segar bagi para abdi negara. Dengan penyebaran informasi melalui pesan sms, berita tersebut secara berantai merembet ke pesawat handphone. Berbagai tanggapan pun bermunculan.

Berita yang menggembirakan tersebut menurut sms yang diterima berbunyi "News ;kepres no 254/VII/10,tgl 21/11/10 ttg perbaikan gaji dan tunjangan PNS tmt 01/01/2011 tadi baru turun dari dinas
GOL 1: 3 JT,
GOL 2: 5 JT,
GOL 3A-B:7,5 JT,
GOL 3C-D:8,5 JT,
GOL 4A-B:9,5 JT,
GOL 4C-E:12 JT,
DIBYR TGL 01/04/2011. TAK ADA PENSIUN.
Kebahagiaan tentu akan menyelimuti para PNS terutama yang memiliki masa aktif bertugas masih lama. Artinya dia akan merasakan kesejahteraan dari gajinya dengan waktu yang lebih lama.

Sedangkan bagi para PNS yang telah mendekati masa purna tugas ini adalah sesuatu yang sangat mngecewakan. Bagaimana tidak, harapan mereka memasuki nikmatnya masa purna tugas hangus sudah. Tidak ada tunjangan pensiunan yang menjadi bekal mereka menjalani masa purna tugas. Lebih menyakitkan lagi mereka tidak dapat merasakan gaji tinggi dalam waktu yang lebih lama.

Kegembiraan dan kesedihan bercampur rasa penasaran membuat mereka mencari informasi yang resmi. Maka mesin pencari Google pun menjadi alternatif utama untuk mencari informasi tersebut. Dari hasil penelusuran tidak dapat diperoleh dokumen resmi yang dapat dilihat apalagi diunduh dari berbagai halaman web maupun blog.

Dari berbagai website resmi pemerintah pun tidak satupun yang ditemukan memiliki link untuk file keppres yang konon bernomor 254/VII/2010. Bahkan padatnya traffick pencarian keppres tersebut telah dimanfaatkan beberapa pihak untuk memancing sang penjelajah mengklik link keppres namun ternyata mengarah ke halaman yang berisi iklan bisnis dan sebagainya.

Ketakutan lain adalah jika berita ini sudah mengemuka di masyarakat dan berdampak pada pasar dengan kenaikan harga barang,ini yang paling mengerikan. Belum tentu gaji naik, harga sudah melambung tinggi meninggalkan daya beli kita khususnya para abdi negara.

Mari kita semua senantiasa berfikir jernih. Kenaikan kesejahteraan sebuah keniscayaan, namun hendaklah langkah strategis dari semua pihak terutama pemerintah dapat mewujudkannya secara elegan. Mari kita renungkan. Semoga.
Baca Kelanjutannya..... >>

Menentukan Arah Kiblat Dengan Alam dan Teknologi

- Menentukan Arah kiblat Dengan Alam

Untuk keperluan penentuan arah kiblat, yang biasa ditanyakan adalah: bagaimana menentukan arah utara. Hal ini disebabkan informasi arah kiblat yang biasa diberikan adalah relatif terhadap utara geografis (utara sebenarnya, utara sejati, atau true north), bukan arah utara kompas. Arah utara geografis digunakan sebagai acuan karena arah utara kompas bisa berubah-ubah tiap tahun dan sangat dipengaruhi medan magnet sekitarnya.

Kutub utara magnet bumi juga tidak berhimpit dengan kutub utara rotasi bumi. Kutub utara magnet ini dinamis dan bergeser setiap saat. Karena itu, arah utara kompas tidak selalu menunjuk arah utara geografis. Sementara itu arah utara geografis inilah yang dirujuk pada berbagai peta atau perhitungan arah kiblat.

Cara termuadah dengan alam


  1. Cara pertama yang cukup mudah dan cepat adalah dengan mengandalkan asumsi bahwa matahari bergerak dari timur ke barat (sebenarnya rotasi bumi menuju arah sebaliknya).
  2. Ambil tongkat atau apa saja yang bisa ditegakkan di atas tanah. Pilih permukaan yang rata dan datar (tidak miring). Usahakan mendirikan tongkat tersebut setegak lurus mungkin. Tongkat dengan ujung kecil atau runcing akan memberikan hasil yang lebih akurat.
  3. Beri tanda pada bayangan ujung tongkat. Misalnya dengan pensil, kapur atau tancapan pin atau paku. Usahakan tandanya sekecil mungkin pada ujung tongkat.
  4. Tunggu sekitar 10-15 menit. Bayangan akan sudah bergerak, namun tidak terlalu jauh. Beri tanda pada bayangan ujung tongkat.
  5. Hubungkan tanda pertama dengan ke dua dengan garis lurus. Itulah arah barat timur. Arah utara selatan dapat dibuat dengan garis yang tegak lurus arah barat timur. Jika anda berdiri di atas garis barat timur dan tanda pertama berada di sebelah kiri anda, maka anda sedang menghadap arah utara geografis.




- Menentukan Arah kiblat Dengan Teknologi Internet

Sebuah layanan internet yang memanfaatkan Peta Google untuk mengetahui dengan mudah arah kiblat dari semua titik atau tempat di muka bumi. Nama kota atau tempat dapat dicari dan dengan satu klik pada peta, arah kiblat akan digambarkan dengan tambahan informasi tentang berapa derajat arah sebenarnya dari utara. Ini merupkan cara mudah menentukan arah kiblat tanpa bantuan kompas.

Anda dapat pula memainkan tombol zoom, menggeser peta untuk mencari lokasi yang diinginkan. Klik pada tempat yang dicari! Sebuah garis akan digambar untuk menunjukkan arah kiblat dari titik tersebut.

Tombol pada kanan atas dapat digunakan untuk mengganti tampilan peta, antara peta jalan biasa (MAP), peta udara (SATELLITE) atau kombinasi keduanya (HYBRID).

Kompas disamping akan menunjukkan arah kiblat sebagai sebuah sudut relatif terhadap UTARA peta (bukan utara kompas magnet). semoga membantu

Baca Kelanjutannya..... >>

Rabu

PCNU Lebak Bentuk LBH

Guna mengkomodir aspirasi dari masyarakat, Pengurus Cabang Nahdatul Ulama (PCNU) Lebak rencananya akan membentuk Lembaga Bantuan Hukum (LBH). Lembaga tersebut dapat dijadikan tempat konsultasi hukum bagi warga nahdliyin. Selain itu, warga dan pengurus NU yang terkait persoalan hukum akan mendapatkan advokasi dari lembaga tersebut. kata wakil sekertaris PC NU Moh. Aji Komarullah, mulai hari ini (28/01/11) akan merekrut warga NU yang mempunyai kapasitas dan kapabilitas dalam bidang hukum menjadi anggota LBH PC NU Lebak. "jika ada yang berminat maka mereka dapat langusung datang ke Sekertariat PC NU, di Kecamatan Kalang anyar, Kabupaten Lebak. Pembentukan LBH ini diharapkan dapat membantu pengurus dan warga NU yang tersangkut persoalan hukum," jelas Moh. Aji di Kantor PC NU Lebak.
Baca Kelanjutannya..... >>

Kang Said Berharap Hubungan Harmonis NU dan PKB

Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj berharap hubungan antara NU dan PKB diseluruh tingkatan bersifat harmonis. Ia tak ingin terulang kembali kerenggangan diantara dua institusi ini sebagaimana sebelumnya.

“Harmonisasi bukan hanya di pusat, tetapi juga di daerah-daerah,” katanya dalam sambutan ketika menerima sumbangan pembangunan Gedung PBNU II di Jl Taman Amir Hamzah, Rabu (2/2).

DPP PKB memberikan sumbangan senilai 1 milyar rupiah untuk pembangunan gedung empat lantai yang nantinya akan digunakan untuk kantor lembaga-lembaga NU. Gedung ini sebelumnya merupakan kantor dari Maarif NU dan LKKNU.

Sumbangan diserahkan oleh Sekretaris Dewan Syuro PKB Andi Muawiyah Ramli dan diteima oleh KH Abas Muin.

Kang Said mengatakan, meskipun dilahirkan dari perut NU, sejauh ini belum banyak kontribusi kongkrit yang diberikan PKB kepada NU. Ia berharap hubungan yang baik ini mampu mewujudkan terjadinya perubahan yang baik bagi Indonesia. “Dengan langkah yang kongkrit, PKB pasti menang,” katanya. 

Dalam hal ini, PKB akan bergerak dalam pemenuhan kebutuhan primer, sekunder, dan tertier masyarakat sementara NU akan bergerak dalam penjagaan moral dan peradaban. 

“Saya tidak akan nyapres dari PKB, tetapi saya juga meminta agar PKB juga tidak mempolitisasi NU,” tandasnya.

Kang Said juga mengingatkan agar PKB tidak selalu menengok masa lalunya, sebagaimana yang dilakukan oleh kelompok Syiah, tetapi lebih baik melihat ke depan dan memfokuskan energi yang dimiliki untuk melakukan sesuatu yang kongrit. 

Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar menyatakan PKB telah membantu pendirian sejumlah kantor NU seperti di Jawa Barat, Lampung, Sumedang dan akan bertambah di lokasi lainnya. “Kita melayani NU dengan berbagai cara untuk menegakkan berdirinya NKRI,” katanya. 

PKB saat ini juga terus melakukan NU-isasasi dalam aspek ideologi dan pemahaman keagamaan untuk mewujudkan tatanan masyarakat yang tentram dan damai.

Sementara itu Menteri PDT Helmy Faishal Zaini menegaskan akan memberi tambahan bantuan sebesar 500 juta rupiah untuk menyelesaikan pembangunan gedung ini.

Ia menyatakan tantangan yang dihadapi sekarang adalah bagaimana memanfaatkan fasilitas yang sudah sangat mudah dan canggih ini untuk pengembangan NU. 

“Mbah Hasyim mampu mendirikan ranting NU di seluruh Indonesia dengan kesederhanaan. Kemajuan teknologi ini menjadi tantangan kejayaan NU ke depan,” tandasnya.

KH Abas Muin menjelaskan pembangunan gedung 4 lantai ini memakan biaya 4.9 milyar yang merupakan kontribusi dari pada tokoh dan warga NU. Awalnya, gedung ini dirancang hanya dua lantai, tetapi karena tanahnya mahal, maka dibangun empat lantai sehingga semakin banyak ruang yang bisa dimanfaatkan untuk kemaslahatan ummat. (mkf)
Baca Kelanjutannya..... >>

Mbah Hasyim Sebagai Rujukan Pemikiran dan Tindakan

Pemikiran Hadratussyaikh Hasyim Asyari yang telah menjadi mainstream di kalangan nahdliyin hendaknya diimplementasikan oleh elit NU dalam bentuk kerja-kerja nyata untuk menjawab kebutuhan warga nahdliyin. 

Demikian kesimpulan dari Bedah Buku Pemikiran Hasyim Asyari tentang Ahlussunnah wal Jamaah dan Peluncuran Foto Hasan Gipo, Presiden NU yang pertama, yang diselenggarakan oleh Lajnah Ta’lif wan Nasyr Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LTN PBNU) bekerjasama dengan Penerbit Khalista, Duta Masyarakat dan Museum NU, di Wonocolo Surabaya. 

Pada kesempatan tersebut secara simbolik dilakukan penyerahan buku oleh Direktur Penerbitan LTN PBNU, Ma'ruf Asrori kepada Wakil Ketua Umum PBNU, H. Asad Said Ali. 

 “Warga nahdliyin memang harus tetap berideologi ahlussunnah wal jamaah. Tantangan terberat kita itu bertindak sesuai prinsip tersebut sebagaimana yang telah dicontohkan Mbah Hasyim di masa kolonial, atau Mbah Wahab Chasbullah di masa Orde Lama,” terang Asad Said Ali, Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama saat 

Menurut Asad, pada masa kolonial, Mbah Hasyim mampu menunjukkan ketegasannya tanpa harus kehilangan kearifan dan kebijakan. Karenanya, Belanda maupun Jepang sangat mewaspadai kiai kharismatik asal Tebuireng tersebut. Begitu juga dengan Mbah Wahab, mampu memerankan politik NU di kancah nasional di tengah kekuatan Partai Komunis Indonesia .

Sementara itu Choirul Anam, penulis senior ke-NU-an mengemukakan budaya elit NU tempo dulu yang biasa berkorban untuk kemajuan Nahdlatul Ulama. “Mbah Hasyim, Hasan Gipo, termasuk kiai-kiai lainnya sering iuran untuk menghidupkan Nahdlatul Ulama. Kita ini apa sudah meneladani beliau?” tanya Cak Anam berefleksi.

Sebelumnya, Ketua LTN PBNU, Sulthan Fatoni dalam sambutannya mengatakan bahwa peluncuran buku terbitan LTN PBNU terasa istimewa karena di samping untuk menyambut Hari Lahir Nahdlatul Ulama juga karena kualitas bukunya.

“Tak pernah habis rasa kagum saya terhadap satu buku yang selalu menjadi rujukan para peneliti Barat tentang NU, yaitu  bukunya Cak Anam. Sekarang satu buku berkualitas muncul lagi dan saya yakin Cak Anam juga punya peran atas kelahiran buku ini mengingat penulisnya, Muhibbin, adalah Direktur Museum NU,” kata Sulthan.

Acara terasa istimewa dengan kehadiran beberapa pejabat, tokoh dan aktivis NU, di antaranya Ir. Tri Rismaharini , MT (Walikota Surabaya), Nur Syam (Rektor IAIN Surabaya), Ahmad Hakim Jayli (Direktur TV9), Muhammad Kayyis (Pimred Duta Masyarakat), dan KH. Masyhuri Malik (Ketua LAZISNU). (bil)
Baca Kelanjutannya..... >>

PBNU Bentuk Pusat Informasi Krisis Mesir

Mengingat banyaknya mahasiswa dan warga NU yang tinggal di Mesir yang sejauh ini kehilangan kontak dengan anggota keluarga yang ada di Indonesia, PBNU membentuk Pusat Informasi Krisis Mesir (PIKM).

Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj juga mengeluarkan himbauan, terkait suasana keamanan yang kurang kondusif di Mesir, Yaman dan Tunisia, untuk

1. Tetap tenang dan selalu waspada dalam menghadapi situasi tersebut
2. Tidak turut terlibat dalam aksi-aksi demonstrasi yang dilakukan oleh warga setempat
3. Mengikuti dan mematuhi segala arahan-arahan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Indonesia melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia demi keselamatan bersama
4. Menghindari wilayah-wilayah rawan konflik. 

Kang Said menyatakan keprihatinan yang mendalam atas situasi yang terjadi di Mesir ini mengingat Mesir merupakan pusat pusat peradaban Islam berupa universitas Al Azhar juga sejumlah situs bersejarah yang tak ternilai harganya. "Sayang sekali kalau Mesir berantaskan, semoga dapat permasalahan diselesaikan dengan baik," katanya. 

Koordinator (PIKM) Ahmad Ridho menjelaskan fihaknya bekerjasama dengan PCI NU Mesir dan Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama (KMNU) Mesir untuk mengkoordinasi keberadaan para anggotanya sehingga terjalin keselamatan bersama dan memudahkan akses informasi ke Indonesia mengingat akses internet ditutup. 

“Sampai semalam, saya masih bisa berhubungan telepon dengan teman-teman di Mesir,” katanya.

Dijelaskannya, KBRI telah menyediakan 20 sambungan untuk layanan informasi dan tiga penampungan jika kondisi semakin memburuk. Universitas Al Azhar juga menyediakan penampungan bagi para mahasiswa asing yang belajar disana.

“Yang menjadi persoalan teman-teman mahasiswa disana, mereka sekarang terkurung di Asrama sehingga susah untuk mencari kebutuhan hidup, padahal persediaan makanan hanya cukup untuk 2-3 hari,” katanya. 

Kontak Pusat Informasi Krisis Mesir PBNU yang bisa dihubungi telp 021-31923033 fax 021-3908425, email, redaksi@nu.or.id. (mkf)
Baca Kelanjutannya..... >>

Kang Said: Bentengi Moral Masyarakat dengan Aqidah

Memasuki zaman yang menuntut kemajuan, akan selalu dipenuhi pergolakan dan persoalan yang bisa mempengaruhi moral-moral masyarakat. Pengaruh nilai moral ini dapat menjerumuskan masyarakat pada kesesatan. 

Demikian dinyatakan Ketua PBNU KH Said Agil Siroj dalam acara Pengajian umum memperingati Haul Ke-9 almarhum KH Makmun Ahmad (mantan Rais PCNU Kudus) di Pondok Pesantren TBS Kudus, Selasa (1/2) malam.

“Makanya, umat Islam harus selalu  membentengi diri dengan aqidah dan  bertindak sesuai syariat Islam supaya tidak terjerumus ke ajaran sesat,” tegas Kang Said -sapaan akrab KH Said Aqil Siroj.

Di depan jamaah, Kang Said memaparkan dinamika perkembangan Islam yang dinilai mengalami kemajuan dinamis dan produktif. Menurutnya, kemajuan ini akan menjadikan Islam semakin kuat dan selalu bisa mengatasi masalah-masalah yang dihadapi masyarakat dengan benar dan tepat.

“Setidaknya pemahaman syariat harus perlu dikembangkan supaya Islam tidak stagnan. Namun harus dengan mempertahakan akidah Islam yang memang tidak boleh dikembangkan. Dengan begitu, moral-moral masyarakat akan bisa terjaga secara benar,” tandasnya.

Sementara itu, rangkaian kegiatan peringatan Haul ke-9 KH Ma’mun Ahmad digelar selama tiga hari, yakni Khatmil Qur’an (30/1), Kirab khitanan Massal (31/1) dan pada Selasa (1/2) pagi diadakan ziarah dan tahlil umum di komplek makam alrmahum. Sedangkan pengajian umum ini dilaksanakan sebagai acara penutup. (adb)
Baca Kelanjutannya..... >>

Hj Lily Wahid Resmi Dicopot dari PKB

Ketua Umum DPP PKB A Muhaimin Iskandar akhirnya secara resmi memecat empat pengurus DPP PKB hasil muktamar luar biasa (MLB) Ancol, yaitu Hj Lily Chadijah Wahid sebagai Wakil Ketua Dewan Syuro, Lukman Edy sebagai Sekjen, Eman Hermawan sebagai Wakil Ketua, dan M Mabrur sebagai Wasekjen. Keempatnya dinilai karena tidak aktif dalam kegiatan kepengurusan.

"Itu sudah lama, karena mereka tidak aktif," kata Menakertrans itu di sela-sela pelantikan anggota DPR pengganti antar waktu (PAW) dari PKB Gitalis Dwinatarina atau dikenal sebagai Gita KDI menggantikan alm KH Cecep Syarifudin di Gedung DPR RI Jakarta, Rabu (2/2).

Menurut Cak Imin sapaan akrab Menakertrans itu, keempatnya tercatat tidak pernah datang dalam rapat maupun acara rutin yang digelar DPP PKB. Padahal, sebagai pengurus, mereka seharusnya mengikuti acara tersebut. “Namun, pemecatan empat pengurus ini hanyalah rotasi biasa yang dilakukan di tubuh kepengurusan DPP PKB,” ujarnya beralasan. 

Lukman Edy sendiri, lanjutnya, dipecat untuk kemudian ditempatkan di salah satu posisi Ketua DPP PKB dan posisi Sekjen diisi oleh Imam Nahrawi. "Kalau Bu Lily saya lupa," tutur Muhaimin. Pemecatan Lily Wahid tertuang dalam SK Menkumham tanggal 10 November 2010 lalu dan baru Selasa (1/2) diterima.

Dalam SK Menkumham tertanggal 10 November 2010 itu, juga dituliskan masa periodesasi kepemimpinan Muhaimin hingga 2014. Padahal, PKB versi Muhaimin ini melakukan MLB pada tahun 2008 di Ancol dan itupun sebenarnya melanjutkan periodesasi hasil Muktamar II Semarang tahun 2005, sehingga harus berakhir pada 2010 ini melalui muktamar III PKB.

Sementara itu Ketua Dewan Syuro PKB Ancol KH Aziz Mansur mengatakan, pemecatan Lily Chadidjah Wahid atau Lili Wahid karena kesalahan yang dilakukan Lily Wahid. "Pemecatan Lily Wahid karena perilakunya sendiri. Itu yang menjadi pertimbangan DPP PKB memecat dia," kata Aziz ketika dihubungi wartawan, Jakarta, Rabu (2/2).

Menurut pengasuh pesantren Pacul Gowang, Jombang itu, kalau Lily Wahid tidak melanggar dan tidak berbuat salah, tentunya DPP PKB Ancol tidak akan memecatnya. "Kalau tak berbuat salah, tentu tak akan dipecat. Demikian pula pergantian Sekjen PKB dari Lukman Edy ke Imam Nahrawi. Ya, semua melalui mekanisme yang ada dan Lukman Edy menyadari itu," tutur Aziz.

Namun, ketika ditanya soal SK Menkumham tanggal 10 November 2010 yang juga mencantumkan periodesasi kepemimpinan Muhaimin hingga 2014, Aziz tak banyak komentar. "Itu kan urusan Kementerian Hukum dan HAM," katanya beralasan.(amf)
Baca Kelanjutannya..... >>

Gus Mus: Kita Semua Perlu Revolusi Mental

Ribuan santri dan masyarakat Magelang serta kota-kota sekitarnya hadir dalam peringatah tujuh hari meninggalnya KH Abdurahman Chudlori, di Pondok Pesantren Asrama Perguruan Islam (API), Tegalrejo, Magelang, Senin malam (31/1).Kursi yang disediakan tak muat menampung ribuan orang, ratusan orang lainnya duduk lesehan di sepanjang jalan Magelang-Salatiga.  

Wakil Rais Aam PBNU KH Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus yang hadir sebagai penceramah mengatakan, reformasi politik ekonomi sosial budaya di negeri ini telah gagal. Maka harus ada perubahan cara pandang masyarakat dan sudah saatnya ada revolusi mental. 

"Mental politisi yang ditularkan pada masyarakat sudah terbentuk atas dasar kapitalisme, segala sesuatu dinilai uang. Mulai dari pejabat tinggi hingga modin semuanya mata duitan," kata Gus Mus seperti dilaporkan Sholahudin Alahmed dari Magelang. 

Dia memberi contoh, sekarang panjang pendeknya doa seorang kaum didasarkan atas siapa yang mengundang. Kalau yang mengundang orang kaya doanya panjang, jika yang mengundang orang miskin doanya pendek. 

"Kalau tidak mata duitan, Gayus tak mungkin terbang ke Bali melihat tenis, dan plesiran ke berbagai negara. Yang menjaga gayus ternyata mata duitan,’’ katanya. 

Negara ini, menurutnya, sistem ekonomi yang dikembangkan adalah kapitalisme. Kemudian itu juga yang mendidik masyarakat memiliki pola pikir bahwa uang adalah segala-galanya. Ini terjadi dari masa Orde Baru dan dikuatkan rezim sekarang. 

Kalau tidak melakukan revolusi mental, masyarakat kita sakit semua. Pertengkaran antara sesama manusia termasuk juga politik ujung-ujungnya adalah soal uang dan tawar menawar,’’katanya. 

Revolusi mental itu, lanjut dia, dilakukan dengan cara meneladani kehidupan muassis API al-Maghfurlah KH Chudlori. Sebagai seorang kiai tinggal desa dan hidu dalam sederhana. 

"Jika memang tak kuat melakukan zuhud (meninggalkan urusan keduniaan, red), hiduplah dengan cara sederhana saja. Jangan terlalu konsumtif, berani tirakat seperti KH Chudlori,’’katanya. 

"orang-orang kota sekali makan menghabiskan uang jutaan rupiah. Tapi mereka itu ternyata banyak penyakitnya. Berbeda dengan kehidupan petani desa zaman dahulu yang hanya makan nasi dan ikan asin, sehat, berkah dan berumur panjang," lanjutnya memberi contoh.

"Dalam kehidupan pedesaan ada nilai gotong-royong, kesederhanaan dan persahabatan. Nilai-nilai kearifan itu telah luntur dan kehidupan sekarang berganti cara pandangnya menilai segala sesuatu dengan uang,’’ujarnya. 

KH Chudlori, lanjut dia, juga berhasil membangun peradaban Islam ala pedesaan dan mampu menerjemahkan Islam Rahmatan lil Alamin. Kiai yang tak alergi dengan jatilan dan topeng ireng, karena telah memahami ajaran yang dibawa Rasulullah. 

"Kiai yang bisa mengayomi seluruh lapisan masyarakat dan menebarkan kedamaian berusaha meniru tingkah laku Rasulullah. Sekarang ini banyak orang yang meniru Rasulullah hanya jenggotnya saja, tapi kelakuannya menebar kebencian," katanya.  

Sebelum taushiyah, digelar acara tahlil yang dipimpin KH Abdul Jamil dari Wonosobo. Pengasuh Pondok Pesantren API, KH Muhammad Yusuf Chudlori, sebagai wakil keluarga dalam sambutannya memohon doa kepada masyarakat agar keluarga yang ditinggalkan bisa meneruskan perjuangan KH Chudlori, KH Ahmad Muhammad (Gus Muh) dan KH Abdurahman Chudlori. Hadir pula Muhaimin Iskandar dan Helmy Faisal dari PKB.

"Semoga API tetap memberikan kemaslahatan umat dan memberikan manfaat bagi masyarakat,’’ kata Gus Yus (sa/hh
Baca Kelanjutannya..... >>

Di Daerah Buku SBY Menuai Pro Kontra

Buku SBY yang dibiayai melalui bantuan pemerintah pusat pada program Dana Alokasi Khusus (DAK) 2010 menuai pro kontra dikalangan tokoh masyarakat dan tokoh pendidik. Buku tersebut dinilai tidak tepat sasaran karena mengandung unsure politik untuk kebesaran parpol tertentu dan ada muatan tebar pesona, padahal buku tersebut dibiayai oleh negara dengan menggunakan uang rakyat.

“Saya kurang sepakat dengan buku SBY yang disebarkan melalui sekolah-sekolah dengan mengatasnamakan bantuan dari pemerintah pusat, karena akan muncul praduga yang kurang baik, nanti dikira kampanye parpol tertentu, “ kata Aziz Fadil, tokoh pendidikan dan sesepuh NU kabupaten Tegal, belum lama ini kepada NU Online di Tegal.

Menurut Aziz, mestinya lembaga pendidikan itu harus steril dari kegiatan kampanye parpol karena sekolah bukan tempat untuk kampanye. Kalau memang mau memberikan secara pribadi kepada guru-guru tertentu tak masalah sepanjang itu tidak dibiayai oleh Negara dan apabila akan memberikan itu ke rumah bukan di sekolah.

Buku-buku yang terselip diantara buku bantuan pemarintah pusat untuk SMP di kabupaten Tegal, sebanyak 10 judul. Buku tersebut dari serial buku Lebih Dekat Dengan SBY, yang terdiri dari Jalan Panjang Menuju Istana, Menata kehidupan Bangsa, Indahnya Negeri Tanpa Kekerasan, Adil Tanpa Pandang Bulu, Peduli Kemiskinan, Memberdayakan Ekonomi Rakyat Kecil, Diplomasi Damai, Berbakti Untuk Bumi, Jendela Hati dan Merangkai kata Mengurai Nada.

Kepada wartawan, ketua komisi IV DPRD kab Tegal, Wakhidin BA, menandasan untuk menyimpan dulu buku-buku SBY yang terselip diantara bantuan DAK untuk SMP di kabupaten Tegal. Kalau buku itu hanya pencintraan SBY, itu sangat disesalkan karena uang pemerintah dimanfaatkan kurang sesuai sasaran.

“Untuk sementara buku SBY disimpan terlebih dahulu, jika buku itu hanya pencitraan, kami sangat menyesalkan, karena menggunakan uang pemerintah, padahal hal itu tak dilakukan presiden sebeumnya,” katanya.

Sementara pihak Disdikpora kabupaten Tegal tak mau disalahkan karena proses lelang dan pengadaan  sudah sesuai prosedur bahkan sudah sesuai dengan standart pusat kurikulum dan perbukuan nasional. Plt Kadisdikpora kabupaten Tegal, Edi Pramono mengklarifikasi, tidak benar buku tentang SBY dibagikan ke seluruh siswa.

“Yang mendapatkan itu hanya sekolahan saja, itupun ada sebagian sekolah yang tidak menerima lengkap sepuluh seri buku tentang SBY. Di kabupaten Tegal, terdapat 87 sekolah tingkat SMP, swasta dan negeri. Buku pengayaan yang jumlahnya ribuan itu, terdiri dari 800 an judul. Sementara buku tentang SBY itu hanya 10 judul. Jadi perbandinganya cukup kecil”, katanya menjelaskan. (tth)
Baca Kelanjutannya..... >>

Pakistan akan Berpenduduk Muslim Terbesar Dunia

Selasa, 1 Februari 2011 LEBAK, 
Pada 2030, Pakistan akan menggeser Indonesia sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar. Ini adalah hasil riset terbaru dari The Pew Forum on Religion and Public Life. Penelitian berjudul "Masa Depan Populasi Muslim Global" ini melihat kecenderungan pertumbuhan penduduk Pakistan yang lebih pesat dibandingkan Indonesia.

Pada 2010, Pakistan yang 96 persen penduduknya beragama Islam diperkirakan memiliki 178 juta warga muslim. Sedangkan penduduk muslim Indonesia yang mencapai 88 persen dari seluruh penduduk Indonesia saat ini yaitu 230 juta jumlahnya hampir 205 juta orang.

Pada 2030, Pakistan diperkirakan memiliki 256 juta penduduk muslim, sedangkan Indonesia sekitar 239 juta jiwa. Kemudian, pada tahun yang sama, jumlah orang Islam di seluruh dunia mencapai 2,2 miliar jiwa dan merupakan 26,4 persen dari penduduk dunia. 

Angka itu naik dari 1,6 miliar jiwa pada 2010. Penelitian ini juga memperkirakan selama 20 tahun ke depan jumlah penduduk beragama Islam terus bertambah walaupun laju pertumbuhan menurun, dari 2,2 persen pada 1990-2010 menjadi 1,5 persen.

Melambatnya laju pertumbuhan umat Islam itu, menurut laporan tersebut, disebabkan penurunan angka kelahiran. Terutama karena semakin banyak perempuan muslim yang berpendidikan, meningkatnya standar hidup, dan urbanisasi.

Sejauh itu pada tahun 2030, sebagaimana diberitakan AP dan AFP pada Kamis (27/1/2011) lalu, sekitar 60 persen umat Islam dunia diperkirakan berada di kawasan Asia-Pasifik, 20 persen di Timur Tengah, 17,6 persen di Afrika Sub-Sahara, 2,7 persen di Eropa, dan 0,5 persen di Benua Amerika.(amf/kcm)
Baca Kelanjutannya..... >>

Hasyim: Sudah Semestinya Ulama Jaga Moral Bangsa

Selasa, 1 Februari 2011
JAKARTA - Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi mengatakan, tugas ulama atau tokoh agama adalah menjaga moral bangsa sehingga sudah semestinya tidak berdiam diri ketika terjadi penurunan moral kebangsaan.

"Bukankah agama mengatakan kalau kerusakan telah merata dan ulama diam saja, tunggu saat kehancuran," katanya, kemarin.

Karena itu, menurut dia, kritik yang disampaikan sejumlah tokoh agama kepada pemerintah adalah dalam kerangka menjaga moral bangsa yang memang menjadi kewajiban mereka.

"Karena di Indonesia yang sedang menghilang adalah moral kebangsaan," kata Presiden World Conference on Religions for Peace (WCRP) tersebut.

Dikatakannya, politik kehilangan moral amanat dan proteksi kerakyatan, hukum kehilangan moral keadilan dan kesetaraan, pendidikan kehilangan moral karakter, ekonomi kehilangan moral kemerataan dan kesejahteraan bersama, budaya kehilangan martabat serta kepemimpinan kehilangan kejujuran dan keteladanan.

Gerakan moral kebangsaan, termasuk yang berbasis nilai lintas agama, kata Hasyim, pasti menyentuh semua itu.

Seruan moral agama, lanjutnya, mulai didengar manakala terjadi kejenuhan sosial karena hilangnya moral kebangsaan.

"Bahwa gerakan moral akan membuahkan gerakan politik adalah sebuah keniscayaan manakala tidak ada peluang perbaikan," katanya.

Karena itu, menurut Hasyim, kritik tokoh lintas agama harus dipahami substansinya demi perbaikan, bukan justru dipersoalkan masalah redaksional atau pilihan kata-katanya.

"Tuduhan gerakan lintas agama sebagai kurang sopan harus dikesampingkan karena keselamatan bangsa bukan masalah `unggah ungguh` atau basa-basi, tapi masalah benar atau salah," katanya.

Hasyim berharap para tokoh lintas agama tetap bersama dalam menegakkan moral bangsa.

"Para aktivis lintas agama tidak perlu khawatir dengan tuduhan politisasi gerakan moral yang akan jadi gerakan politik," katanya.
Baca Kelanjutannya..... >>

PBNU Minta Polisi Tangkap Pembunuh Sekretaris NU Lebak

Selasa, 11 Januari 2011 15:10
Jakarta, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj meminta pihak kepolisian segera mengusut tuntas kasus pembunuhan Sekretaris PCNU Lebak Banten, Madnani. “Polisi harus bisa menangkap pelakunya dan harus dihukum sesuai dengan hukum yang ada,” tegas pria yang akrab disapa Kang Said ini melalui pesan singkatnya kepada NU Online, 11 Januari 2011.

Kang Said menyayangkan terjadinya kasus pembunuhan yang menimpa Sekretaris PCNU Lebak ini. Kang Said saat ini masih berada di luar negeri, dan akan segera kembali ke Indonesia untuk membahas kasus ini di PBNU. Pihak kepolisian diminta untuk segera melakukan penyelidikan.

Madnani meninggal ketika dilarikan ke rumah sakit dengan sejumlah luka tusukan. Rumah pria yang juga menjadi Kepala Madrasah Aliyah Fathurrobany ini hingga saat ini masih dilingkari police line (garis polisi). Polisi hingga saat ini belum berani menyimpulkan kasus ini karena masih dalam penyelidikan.

Di lantai ruang depan rumah korban masih terlihat bekas darah korban. Darah korban juga tampak menempel di dinding. Salah seorang saksi mata yang juga anak korban, Wildan (10) menceritakan, ayahnya berduel dengan pelaku pembunuhan yang memakai topeng dan baju hitam. Setelah itu, korban ditikam dengan golok sehingga terjatuh dan berupaya mendekap Wildan sambil membisikkan agar Wildan berteriak meminta tolong. Seketika, Wildan berteriak minta tolong dan pelaku kabur. 

“Saya melihat ayah dibunuh dengan golok. Dia memakai topeng dan baju hitam,” ujar Wildan kepada wartawan, Senin 10 Januari 2011. 

Korban yang tinggal di Kampung Sawah Salam, Kelurahan Cijoro Pasir, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, diduga dibunuh orang tidak dikenal yang masuk ke dalam rumahnya, Senin sekitar pukul 02.00 WIB.

Di tempat yang sama, salah seorang pengurus pesantren, Nurfazli mengungkapkan, di rumah hanya tinggal Madnani dan anaknya, Wildan, sedangkan istri korban, Mimin, mengajar di MAN Bayah dan kos di sana. Setiap akhir pekan, biasanya Mimin pulang dan dijemput oleh korban. 

Saat terjadi pembunuhan, kondisinya hujan lebat sejak sore. Santri dan staf pengajar di pesantren tidak menyangka terjadi peristiwa tragis itu. “Setiap malam kita berlakukan ronda di lingkungan pesantren. Karena cuaca hujan mungkin mereka hanya keliling sesekali ke lingkungan pesantren. Ketika mendengar suara teriakan minta tolong langsung bergegas ke rumah korban. Di sana, kor¬ban sudah terkapar di depan rumah,” ujarnya seperti dilansir radarbanten.

Mengetahui hal itu, pengurus dan santri membawa korban ke rumah sakit Misi, Rangkasbitung. Namun belum sampai ke RS Misi tepat di bundaran Papanggo korban menghembuskan napas terakhir. Tiba di RS Misi, korban diperiksa intensif oleh dokter jaga dan dinyatakan sudah tidak bernyawa. “Korban dikenal sebagai sosok yang ramah dan santun. Dia merupakan menantu dari pimpinan pesantren KH Achmad Fatoni Karim dan menjabat sebagai Kepala Madrasah Aliyah Fathurrobany,” terangnya. 

Dihubungi terpisah, Kapolres Lebak AKBP Widoni Pedri menyatakan, polisi belum mengetahui motif pembunuhan. Berdasarkan hasil analisa sementara motif pembunuhan diduga karena dua alasan yaitu karena pencurian dan karena persoalan pribadi. Meski demikian polisi belum berani menyimpulkan motif pembunuhan. 

“Pelaku masuk ke dalam rumah dengan cara mencongkel jendela yang ada di bagian belakang dengan menggunakan linggis. Mungkin karena ketahuan, pelaku berduel dengan korban dan tidak sempat me-ngambil apa pun dari rumah. Padahal, di dalam kamar terdapat sejumlah uang yang cukup banyak, laptop, dan barang berharga lain. Namun, itu tidak diambil pelaku,” ujarnya. 

Dia menambahkan, polisi menargetkan mengungkap kasus pembunuhan Sekretaris PC NU Lebak maksimal satu minggu. Saat ini, pihaknya sudah melakukan pengamanan TKP dan intensif melakukan penyelidikan dan memburu pelaku. Polisi sudah mengumpulkan barang bukti yang tertinggal pelaku di rumah korban namun Widoni tidak mau merinci barang bukti itu. 

Ketua PCNU Lebak H Nanda mengatakan, keluarga besar NU Lebak merasa kehilangan kader dan sosok Madnani yang ramah, santun, dan memiliki integritas baik di mata warga NU. Pihaknya berharap, kepolisian segera mengungkap motif pembunuhan dan menangkap pelaku. (bil)
Baca Kelanjutannya..... >>

Selasa

Jaringan

Hingga akhir tahun 2000, jaringan organisasi Nahdlatul Ulama (NU) meliputi:
Baca Kelanjutannya..... >>

Tujuan Organisasi

Tujuan Organisasi
Menegakkan ajaran Islam menurut paham Ahlussunnah Wal Jama'ah di tengah-tengah kehidupan masyarakat, di dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
Usaha Organisasi
Baca Kelanjutannya..... >>

Dinamika

Prinsip-prinsip dasar yang dicanangkan Nahdlatul Ulama (NU) telah diterjemahkan dalam perilaku kongkrit. NU banyak mengambil kepeloporan dalam sejarah bangsa Indonesia. Hal itu menunjukkan bahwa organisasi ini hidup secara dinamis dan responsif terhadap perkembangan zaman. Prestasi NU antara lain:
Baca Kelanjutannya..... >>

Basis Pendukung

Jumlah warga Nahdlatul Ulama (NU) atau basis pendukungnya diperkirakan mencapai lebih dari 40 juta orang, dari beragam profesi. Sebagian besar dari mereka adalah rakyat jelata, baik di kota maupun di desa. Mereka memiliki kohesifitas yang tinggi karena secara sosial-ekonomi memiliki masalah yang sama, selain itu mereka juga sangat menjiwai ajaran Ahlusunnah Wal Jamaah. Pada umumnya
Baca Kelanjutannya..... >>

Sikap Kemasyarakatan

Nahdlatul Ulama (NU) menganut paham Ahlussunah Wal Jama'ah, sebuah pola pikir yang mengambil jalan tengah antara ekstrim aqli (rasionalis) dengan kaum ekstrim naqli (skripturalis). Karena itu sumber pemikiran bagi NU tidak hanya Al-Qur'an, Sunnah, tetapi juga menggunakan kemampuan akal ditambah dengan realitas empirik. Cara berpikir semacam itu dirujuk dari pemikir terdahulu, seperti Abu Hasan Al-Asy'ari dan Abu Mansur Al-Maturidi dalam bidang teologi. Kemudian dalam bidang fikih mengikuti empat Madzhab Hanafi, Maliki, Syafi'i, dan Hanbali. Sementara dalam bidang tasawuf, mengembangkan metode Al-Ghazali dan Junaid Al-Baghdadi, yang mengintegrasikan antara tasawuf dengan syariat.

Gagasan kembali ke Khittah pada tahun 1984, merupakan momentum penting untuk menafsirkan kembali ajaran Ahlussunnah Wal Jamaah, serta merumuskan kembali metode berpikir, baik dalam bidang fikih maupun sosial. Serta merumuskan kembali hubungan NU dengan negara. Gerakan tersebut berhasil membangkitkan kembali gairah pemikiran dan dinamika sosial dalam NU.
Baca Kelanjutannya..... >>

faham Keagamaan

Nahdlatul Ulama (NU) menganut paham Ahlussunah Wal Jama'ah, sebuah pola pikir yang mengambil jalan tengah antara ekstrim aqli (rasionalis) dengan kaum ekstrim naqli (skripturalis). Karena itu sumber pemikiran bagi NU tidak hanya Al-Qur'an, Sunnah, tetapi juga menggunakan kemampuan akal ditambah dengan realitas empirik. Cara berpikir semacam itu dirujuk dari pemikir terdahulu, seperti Abu Hasan Al-Asy'ari dan Abu Mansur Al-Maturidi dalam bidang teologi. Kemudian dalam bidang fikih mengikuti empat madzhab; Hanafi, Maliki, Syafi'i, dan Hanbali. Sementara dalam bidang tasawuf, mengembangkan metode Al-Ghazali dan Junaid Al-Baghdadi, yang mengintegrasikan antara tasawuf dengan syariat.

Gagasan kembali ke khittah pada tahun 1984, merupakan momentum penting untuk menafsirkan kembali ajaran Ahlussunnah Wal Jamaah, serta merumuskan kembali metode berpikir, baik dalam bidang fikih maupun sosial. Serta merumuskan kembali hubungan NU dengan negara. Gerakan tersebut berhasil membangkitkan kembali gairah pemikiran dan dinamika sosial dalam NU.
Baca Kelanjutannya..... >>

Sejarah

Keterbelakangan, baik secara mental, maupun ekonomi yang dialami bangsa Indonesia, akibat penjajahan maupun akibat kungkungan tradisi, menggugah kesadaran kaum terpelajar untuk memperjuangkan martabat bangsa ini, melalui jalan pendidikan dan organisasi. Gerakan yang muncul 1908 tersebut dikenal dengan Kebangkitan Nasional. Semangat kebangkitan memang terus menyebar ke mana-mana--setelah rakyat pribumi sadar terhadap penderitaan dan ketertinggalannya dengan bangsa lain, sebagai jawabannya,
Baca Kelanjutannya..... >>